UNSUR-UNSUR SENI RUPA
1. Garis
Garis adalah unsur senirupa yang paling sederhana tetapi penting dalam penampilan estetik.
Garis selalu dapat
diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya seni
rupa. Dalam hal ini dibedakan antara garis alamiah dan garis yang
diciptakan (sengaja maupun tidak sengaja).
Contoh:
- Garis alamiah:
Garis cakrawala di alam yang dapat dilihat sebagai batas antara permukaan laut dan langit.
- Garis yang diciptakan:
Pada gambar ilustrasi, garis hitam sengaja dibuat untuk menciptakan bentuk dan sosok (figur). -disengaja.
Garis yang timbul karena diciptakannya dua bidang dengan warna atau barik (tekstur) yang berbeda. -tidak disengaja.
Fungsi garis:
- Untuk memberikan
representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini sering
disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi
- Untuk menekankan nilai
ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama
(rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis
grafis.
- Untuk memberikan
kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering
disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa
dihayati dengan jalan meraba.
Sifat garis:
Sifat garis menunjuk adanya beberapa jenis garis, seperti:
- Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tertentu, seperti tenang, statis atau stabil.
- Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah.
- Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang dan ragu.
- Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama dan santai.
2. Bidang
Unsur bidang dalam senirupa adalah perkembangan dari penampilan garis, yaitu perpaduan garis-garis dalam kondisi tertentu.
Bidang dapat diamati
secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya senirupa. Dalam
hal ini dibedakan antara bidang alamiah dan bidang yang dicipta (sengaja
maupun tidak sengaja).
Contoh:
- Bidang alamiah:
bidang lapangan atau taman, bidang sawah, bidang langit, bidang laut dsb.
- Bidang yang dicipta:
Bidang lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran dsb. -sengaja dibuat
Bidang yang timbul karena pembubuhan warna, cahaya atau barik. -tidak disengaja
Fungsi bidang:
- Untuk menekankan nilai ekspresi dan nilai gerak (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction).
- Untuk memberikan batas dan bentuk serta ruang seperti yang tampak pada bangunan dan patung.
- Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi) yang ditimbulkan oleh batasan panjang, lebar dan tinggi.
Sifat bidang:
- Bidang harizontal dan vertikal yang memberikan kesan tenang, statis, stabil dan gerak.
- Bidang bundar yang memberikan kesan kadang-kadang stabil, kadang-kadang gerak.
- Bidang segitiga yang memberikan kesan statis maupun dinamais.
- Bidang bergelombang (cekung dan cembung) yang memberikan kesan irama dan gerak.
3. Ruang
Ruang sebenarnya tidak
dapat dilihat (khayalan), jadi hanya bisa dihayati. Ruang baru dapat
dihayati setelah kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam
kekosongan atau kehampaan. Misalnya ruang yang ada disekeliling benda,
ruang yang dibatasi oleh bidang dinding rumah, ruang yang terjadi karena
garis pembatas pada kertas.
Ruang adalah suatu kehampaan tiga dimensional, dimana benda yang ada mempunyai kedudukan dan arah yang relatif. (Webster).
Didalam senirupa dikenal
ruang 2D dan ruang 3D. Ruang dapat dihayati di alam dan pada karya
senirupa, karenanya dibedakan antara ruang alamiah dan ruang yang
diciptakan (disengaja atau tidak disengaja).
Contoh:
- Ruang alamiah:
Ruang yang terdapat di alam yang dibatasi oleh benda-benda alam dan karena pengaruh cahaya seperti pada pemandangan alam.
- Ruang yang diciptakan:
Ruang interior dan
eksteriorsebuah bangunan yang dapat memberikan suasana yang dikehendaki,
seperti sebuah interior mesdjid atau gereja. -disengaja.
Ruang yang timbul karena penempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti pada sebuah lukisan. -tidak disengaja.
Fungsi ruang:
- Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi), seperti kesan kedalaman, jarak dan plastisitas pada sebuah lukisan alam.
- Untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak, kepadatan dan kehampaan, seperti pada karya arsitektur dan seni patung.
- Untuk memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas (rongga gelas), ruang pada lemari dsb.
Sifat ruang:
- Ruang terbuka atau
ruang tak terbatas, yaitu ruang berada di luar/ di sekeliling benda,
seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan keabadian/
kelanggengan.
- Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang berada dalam batasan benda, seperti ruang interior bangunan atau ruang patung.
- Ruang perlambangan,
yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran ruang, seperti
pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam besar
(macrocosmos).
- Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena pembubuhan warna, seperti pada lukisan.
4. Warna
- Warna memberi pengaruh
kejiwaan (fungsi psikologis), seperti warna hijau dan putih dalam
kedokteran memberikan perasaan tenang.
- Warna memberi pengaruh keindahan (fungsi estetis).
- Warna memberi pengaruh
perlambangan (fungsi simbolik), baik untuk kepentingan pribadi,
kelompok maupun yang bersifat formal, informal dan asosiatif.
- Warna heraldik; warna yang dipakai menurut kebiasaan (konvensi).
Istilah-istilah teknis dalam warna:
- Hue: Dicetuskan oleh Munsell sebagai sebutan untuk warna primer; merah, kuning dan biru.
- Value: adalah
warna-warna yang memberi kesan gelap terang atau gejala warna dalam
perbandingan hitam dan putih. Apabila suatu warna ditambah dengan warna
putih akan tinggi valuenya dan apabila ditambah hitam akan lemah
valuenya. Warna kuning mempunyai value yang tinggi, warna biru mempunyai
value rendah.
- Intensitas: adalah
hubungan kemurnian warna untuk menunjuk kekuatan warna. Hal ini akan
menghasilkan cerah tidaknya suatu warna. Misalnya menambah warna kuning
pada merah suram bisa mengubah menjadi jingga yang keras. Namun
pemberian pigmen putih seringkali mematikan intensitas, karena
membuatnya pucat menjadi warna-warna pastel.
- Komplementer: adalah
warna yang kontras atau warna yang saling berhadapan dalam lingkaran
warna. Contohnya, warna kuning dengan ungu, merah dengan hijau, biru
dengan jingga.
- Analogus: adalah warna yang letaknya berdekatan (dalam lingkaran warna)
- Warna hangat dan sejuk:
Warna hangat adalah
warna yang menyolok dan bersifat mendekat bagi yang melihat, seperti
warna merah, kuning dan jingga. Sedangkan warna sejuk adalah warna
kebalikan dari warna hangat dan bersifat menjauh bagi yang melihat,
seperti biru dan hijau.
- Tone (warna kromatik)
Warna ini juga disebut nada warna, yaitu warna dilihat dari tingkat kecerahan atau keredupannya yang terdiri dari:
Warna mono-kromatik, yaitu tingkat kecerahan dan keredupannya bertolak dari satu warna.
Warna poli-kromatik, yaitu yang tingkat kecerahan dan keredupannya bertolak dari lebih dari satu warna.
5. Tekstur
Tekstur adalah unsur senirupa yang memberikan watak/karakter pada permukaan bidang yang dapat dilihat dan diraba.
Tekstur yang dapat dilihat atau diraba pada permukaan bidang dibedakan antara tekstur alamiah dan tekstur buatan.
Tekstur alamiah ialah watak bidang yang tercipta oleh alam, seperti urat kayu atau batu.
Tekstur buatan atau
tiruan ialah watak bidang yang dibuat (disebut juga tekstur simulasi),
membuat watak kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan cara tehnik
gambar tertentu.
Fungsi tekstur:
Ialah untuk memberikan
watak tertentu pada bidang permukaan yang dapat menimbulkan nilai
estetik. Misalnya tekstur dari urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan
bidang patung sesuai dengan bentuk patung.
6. Bentuk
Kata bentuk dalam senirupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata.
Sebagai unsur seni,
bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari obyek yang dijiwai yang
disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form). Misalnya
membuat bentuk manusia, binatang dsb.
Ada juga bentuk yang
hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris
disebut shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.
Fungsi bentuk:
Pada karya senirupa,
bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan praktis, seperti membuat
bentuk kursi untuk diduduki. Dalam hal ini bentuk yang dicipta sesuai
dengan nilai kegunaannya (functional form).
Bentuk dicipta sebagai ungkapan (bentuk ekspresi), seperti pada lukisan dan patung.
Jenis/ sifat bentuk:
- Bentuk organik, yaitu
bentuk pada karya senirupa yang mengingatkan pada bentuk mahluk hidup,
seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
- Bentuk dwi-matra,
yaitu bentuk pada karya senirupa yang terbatas pada bidang, bentuk yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan
lukisan.
- Bentuk tri-matra,
yaitu bentuk pada karya senirupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan
tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan
- Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung, mobil dsb.
- Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan, patung dsb.
- Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.
7. Gelap dan Terang (cahaya)
Meskipun cahaya
kehadirannya tidak dapat dilihat seperti unsur senirupa lainnya, tetapi
cahaya tidak sedikit peranannya sebagai unsur senirupa.
Cahaya yang dapat memberikan pengaruh pada nilai keindahan karya seni meliputi:
- Cahaya alamiah, yaitu cahaya sebagai unsur alam, seperti sinar matahari atau bulan, cahaya petir atau cahaya apai.
- Cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu, baterai dan sebagainya.
Pada karya senirupa,
cahaya sengaja dihadirkan untuk kepentingan nilai estetis, artinya untuk
memperjelas kehadiran unsur-unsur senirupa lainnya. Peralihan dari
gelap dan terang adalah upaya untuk mempertegas volume suatu bentuk.
Ada dua macam tehnik gelap terang:
- Chiaroscuro: peralihan bertahap (gradasi)
- Silhouette: bayangan tanpa gradasi
Chiaroscuro, pada
lukisan untuk mendapatkan bentuk seringkali dipakai tehnik peralihan
gelap terang (gradasi). Dan tehnik ini dikembangkan oleh para seniman
Rennaissance seperti Leonardo da Vinci. Seniman-seniman Baroque kemudian
melanjutkannya dengan tehnik iluminasi, pencahayaan untuk mendramatisir
gambar yang sanggup membentuk volume, meski dengan sedikit saja terang
dari satu sumber cahaya. Sementara Rembrandt, pelukis asal Belanda lebih
menggunakan pencahayaan untuk efek psikologis dari subyeknya.
Dalam senirupa modern,
kegiatan gelap terang banyak diambil alih oleh tehnik fotografi. Seni
grafis masa kini juga banyak memanfaatkan tehnik fotografi tersebut
untuk mencapai gradasi dan nuansa gelap terang.
Seniman menggunakan
tehnik gelap terang untuk mencapai kontras suatu bentuk. Seperti pada
karya grafis (woodcut) bisa dikatakan memanfaatkan tehnik kontras untuk
mencapai bentuk yang diinginkan (chiaroscuro woodcut).
Kontras yang paling sederhana adalah silhouette, mirip bayangan tubuh yang diterpa sinar pada jendera.
Fungsi gelap terang (value)
- Unsur gelap terang
(cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai ekspresi, misalnya untuk
menampilkan kesan dramatis pada lukisan, seperti pada tema peperangan
dengan ungkapan gelap terang.
- Unsur gelap terang
(cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai emosi, misalnya cahaya
yang membus jendela kaca patri yang menimbulkan suasana khidmat pada
interior mesjid atau gereja.
- Unsur gelap terang
(cahaya) pada karya senirupa memberikan kesan trimatra atau plastis pada
benda yang diterpa oleh cahaya seperti pada bangunan dan benda. Dalam
hal ini gelap terang (cahaya) dapat memperkuat sifat benda trimatra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar